KEBUDAYAAN PAPUA BARAT
Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat,
berdiri atas dasar UU Nomor 45 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi Irian
Jaya Barat, Provinsi Irian Jaya Tengah, Kabupaten Mimika, Kabupaten Paniai,
Kabupaten Puncak Jaya, dan Kota Sorong. Serta mendapat dukungan dari SK DPRD
Provinsi Irian Jaya Nomor 10 Tahun 1999 tentang pemekaran Provinsi Irian Jaya
menjadi tiga provinsi. Setelah dipromulgasikan pada tanggal 1 Oktober 1999 oleh
Presiden B.J. Habibie, rencana pemekaran provinsimenjadi tiga ditolak warga
papua di Jayapura dengan demonstrasi akbar pada tanggal 14 Oktober 1999.
Sejak saat itu pemekaran provinsi ditangguhkan, sementara pemekaran kabupaten tetap dilaksanakan sesuai UU Nomor 45 Tahun 1999.
Sejak saat itu pemekaran provinsi ditangguhkan, sementara pemekaran kabupaten tetap dilaksanakan sesuai UU Nomor 45 Tahun 1999.
Pada tahun 2002, atas permintaan masyarakat Irian Jaya Barat
yang diwakili Tim 315. Pemekaran Irian Jaya Barat kembali diaktifkan
berdasarkan Inpres Nomor I Tahun 2003 yang dikeluarkan oleh Presiden Megawati
Soekarnoputri pada tanggal 27 Januari 2003. Sejak saat itu, Provinsi Irian Jaya
Barat perlahan membentuk dirinya menjadi provinsi definitif. Dalam
perjalanannya, Provinsi Irian Jaya Barat mendapat tekanan keras dari induknya
Provinsi Papua, hingga ke Mahkamah Konstitusi melalui uji materiil. Mahkamah
Konstitusi akhirnya membatalkan UU Nomor 45 Tahun 1999 yang menjadi payung
hukum Provinsi Irian Jaya Barat. Namun Provinsi Irian Jaya Barat tetap diakui
keberadaannya.
Setelah itu, Provinsi Irian Jaya terus diperlengkapi sistem
pemerintahannya, walaupun di sisi lain payung hukumnya telah dibatalkan.
Setelah memiliki wilayah yang jelas, penduduk, aparatur pemerintahan, anggaran,
anggota DPRD, akhirnya Provinsi Irian Jaya Barat menjadi penuh ketika memiliki
gurbernur dan wakil gurbernur definitif Abraham O. Atururi dan Drs. Rahimin
Katjong, M.Ed yang dilantik pada tanggal 24 Juli 2006. Sejak saat itu,
pertentangan selama lebih dari 6 tahun sejak UU Nomor 45 Tahun 1999
dikumandangkan, dan pertentangan sengit selama 3 tahun sejak Inpres Nomor 1
Tahun 2003 dikeluarkan berakhir dan Provinsi Irian Jaya Barat mulai membangun
dirinya secara sah.
Dan sejak tanggal 18-04-2007 berubah nama menjadi Provinsi
Papua Barat, berdasarkan PP Nomor 24 Tahun 2007.
Leher dan kepala burung Kasuari menghadap ke kanan dalam
bidang lingkaran hijau bermakna bahwa Provinsi Papua Barat secara geografis
terletak di wilayah leher dan kepala burung Pulau Papua, sekaligus memilki
filosofi ketangguhan, keberanian, kekuatan dan ketahanan menghadapi tantangan
pembangunan dimasa depan serta berkeyakinan bahwa dengan semangat persatuan dan
kesatuan, kesinambungan pembangunan akan mewujudkan masa depan yang cerah.
Bidang Hijau yang diapit 3 (tiga) bidang biru bermakna
kesatuan tekad dan perjuangan dari 3 (tiga) unsur: pemerintah, rakyat/adat dan
agama mewujudkan keberadaan Provinsi Papua Barat.
Perisai dengan warna dasar biru bersudut lima bermakna bahwa
provinsi Papua Barat berasaskan Pancasila yang mampu melindungi seluruh rakyat.
Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing pelepah bagian
kanan terdiri dari 12 (dua belas) pasang anak daun, bagian kiri terdiri dari 10
(sepuluh) pasang anak daun yang diikat oleh dua angka sembilan bermotif ukiran
karerin budaya Papua, bermakna bahwa Provinsi Papua Barat dibentuk pada tanggal
12 Oktober 1999NKRI. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Provinsi Papua
Barat yang melambangkan kesejehteraan dan kemakmuran. sebagai Provinsi ke-2 di
Tanah Papua dan ke-31 di wilayah.
Seutas pita berwarna kuning bertuliskan “CINTAKU NEGERIKU”
terletak di bagian bawah perisai merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
perisai bermakna folosofis perjuangan seluruh komponen masyarakat untuk
mempertahankan keberadaan Provinsi Papua Barat dalam bingkai NKRI
NILAI BUDAYA
NILAI BUDAYA
Provinsi Papua Barat mempunyai potensi yang luar biasa, baik
itu pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput
laut dihasilkan di kabupaten Raja Ampat sedangkan satu-satunya industri
tradisional tenun ikat yang disebut kain Timor dihasilkan di kabupaten Sorong
Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di kabupaten Fak-Fak serta beragam
potensi lainnya. Selain itu, wisata alam juga menjadi salah satu andalan Irian
Jaya Barat, seperti Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang berlokasi di
kabupaten Teluk Wondama.
Taman Nasional ini membentang dari timur Semenanjung
Kwatisore sampai utara Pulau Rumberpon dengan panjang garis pantai 500 km, luas
darat mencapai 68.200 ha, luas laut 1.385.300 ha dengan rincian 80.000 ha
kawasan terumbu karang dan 12.400 ha lautan.
Disamping itu baru-baru ini, ditemukan sebuah gua yang
diklaim sebagai gua terdalam di dunia oleh tim ekspedisi speologi Perancis di
kawasan Pegunungan Lina, Kampung Irameba, Distrik Anggi, Kabupaten Manokwari.
Gua ini diperkirakan mencapai kedalaman 2000 meter. Kawasan pegunungan di Papua
Barat masih menyimpan misteri kekayaan alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar