Rabu, 11 April 2018

Kebudayaan Bengkulu


KEBUDAYAAN BENGKULU

Mengenal Kebudayaan Provinsi Bengkulu - Provinsi Bengkulu merupakan salah satu provinsi yang terdapat di pulau Sumatera bagian barat. Provinsi Bengkulu terletak pada 101º01' - 103º46' BT dan 2º16' - 5º31' LS. Provinsi Bengkulu memiliki batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara : Provinsi Sumatera Barat
Sebelah timur : Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan
Sebelah selatan: Provinsi Lampung
Sebelah barat : Samudera Indonesia
Provinsi Bengkulu menmpunyai luas wilayah sebesar 19.788.70 km²

Secara administratif, wilayah Bengkulu dibagi menjadi 9 daerah kabupaten dan 1 daerah kota yang terbagi atas 110 kecamatan dan 1.355 kelurahan/ desa. Wilayah administratif yang berbentuk daerah kabupaten yaitu Bengkulu Selatan, Mukomuko, Lebong, Kepahiang, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Seluma, Kaur, dan Bengkulu Tengah. Sementara itu, daerah administratif yang berbentuk kota ada 1, yaitu kota Bengkulu.

Kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di Provinsi Bengkulu tidak dapat dipisahkan dari sejarah berdirinya provinsi ini. Menurut cerita sejarah diketahui bahwa sejak dulu di wilayah ini sudah banyak berdiri kerajaan kecil. Kerajaan tersebut antar lain Kerajaan Selebar (di daerah Selebar), Kerajaan Sungai Lemau (Pondok Kelapa), Kerajaan Sungai Serut (Bengkulu), Kerajaan Manjuto (Muk-Muko), Kerajaan Pinang Berlampis (Ketahun), Kerajaan Serdang (Lais), Kerajaan Rejang Empat Petulai (Manna), Bintuhan (Bengkulu Selatan). Tiap-tiap kerajaan ini meninggalkan beberapa seni budaya khas. Selain itu, beberapa suku bangsa asli yang bermukim di Bengkulu masih memelihara kebudayaan mereka sampai saat ini. Tradisi dan budaya suku bangsa di daerah Bengkulu ini tergabung dalam berbagai kelompok budaya, antara lain Kebudayaan Rejang, Pasemah, Kaur, Serawai, Semendo, Melayu, pesisir, dan pendatang.


KEBUDAYAAN BENGKULU

1.) Bahasa Daerah Bengkulu

Tiap suku bangsa di Indonesia memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Daerah. Bergitu juga dengan suku bangsa yang berada di daerah Bengkulu. Berbagai bahasa daerah masyarakat di provinsi Bengkulu diantaranya sebagai berikut.

Masyarakat suku bangsa Rejang menggunakan bahasa rejang dalam kehidupan sehari-hari. Ada yang menyebut bahasa rejang dengan nama Rejang-Lebong, Jang, Djang Bele Tebo. Bahasa ini mempunyai aksen sendiri yang disebut kangongo. Ada beberapa dialek berbeda dalam pemakaiannya, yaitu kepahiang, lebong, pesisir, selupuh, musi, dan rawas.
Suku bangsa Pasemah yang bermukim di Bengkulu menggunakan bahasa Pasemah. Bahasa Pasemah masih rumpun bahasa Melayu.

Suku bangsa Mukomuko yang bermukim di kabupaten Mukomuko menggunakan bahasa Minangkabau yang telah bercampur dengan bahasa Rejang.

Bahasa Melayu dengan dialek Bengkulu digunakan oleh orang-orang suku bangsa Melayu yang bermukim di Bengkulu, pesisir pantai Bengkulu Utara, dan Bengkulu Selatan.
Suku bangsa Kaur yang bermukim di kabupaten Kaur menggunakan bahasa Mulak dalam pergaulan sehari-hari.

Orang orang suku Serawai yang terdapat di kabupaten Bengkulu Selatan dan Seluma menggunakan bahasa Serawai. Bahasa Serawai mempunyai beberapa dialek, yaitu dialek Serawai dan Manna.

Suku Bangsa Lembak yang bermukim di kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu Utara, dan Bengkulu Selatan menggunakan bahasa Mulang.

Selain bahasa daerah tersebut di atas masih banyak bahasa daerah dengan dialek berbeda yang dipakai oleh suku-suku di Bengkulu, seperti bahasa Krui dan bahasa Pekal. Meskipun banyak terdapat bahasa daerah yang terdapat di provinsi Bengkulu, untuk komunikasi antar suku, mereka menggunakan bahasa Indonesia.


2.) Arsitektur Tradisional Bengkulu

Rumah adat suku bangsa di Bengkulu

Berbentuk rumah panggung berupa segi empat memanjang. Pada masyarakat suku Rejang menyebut rumah adatnya dengan sebutan uneak potong jong. Struktur rumah panggung terdiri atas beberapa bagian, yaitu penigo, pendhuhuak, andie-andie, dapur dan gang. Selain itu, masih ada beberapa bagin rumah lainnya, seperti hal, dihal, bilik, dan garang.


Pakaian Tradisional Bengkulu
Pakaian adat Bengkulu dibedakan atas pakaian sehari-hari dan pakaian upacara. Dalam kesehariannya pria Bengkulu meggunakan kemeja, celana panjang, dan penutup kepala khas Bengkulu atau kopiah (peci). Para wanita Bengkulu mengenakan baju kebaya khas Bengkulu, ada juga yang memakai kerudung. Menggunakan alas kaki dari kayu (terompah), sandal, selop atau sepatu. Pakaian upacara adat pada tiap-tiap suku di Bengkulu berbeda-beda, hal ini disebabkan ritual dan kepercayaan pada tiap suku berbeda-beda. 

Tarian Adat Suku Bangsa di Bengkulu

1.) Tari Bimbang Andun    

Merupakan jenis tarian selamat datang. Tarian ini berasal dari daerah Bengkulu Selatan. Jenis tarian lain yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu adalah tari Pasembahan.

2.) Tari Kain Panjang              

Merupakan tarian adat yang biasanya ditampilkan pada pesta perkawinan yang diperagakan oleh empat penari wanita.

3.) Tari Bidadari Tenimang Anak       

Merupakan tarian adat dari daerah Rejang Lebong. Tarian ini menggambarkan bidadari yang sedang mengasuh (menimang) bayi.

4.) Tari Tabot            

Merupakan bagian dari upacara Tabot yang diadakan pada bulan Muharam di kota Bengkulu. Riwayat upacara tabot erat kaitannya dengan peringatan wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW. yaitu Hussein.

5.) Tari Ding Kididing             

Merupakan tarian pergaulan yang dilakukan muda-mudi setelah panen raya. Tarian ini menggambarkan muda-mudi yang berkenalan dan saling jatuh cinta sehingga menjadi pasangan hidup.

6.) Tari Gereguak/ Geregiak              

Merupakan jenis tarian pergaulan yang menggambarkan suasana keceriaan para bujang dan dara ketika bersama-sama pergi kesungai mengambil air dengan Gereguak yang terbuat dari bumbung bambu.

Selain beberapa jenis tarian di atas, masih banyak jenis tarian lain yang terdapat di Provinsi Bengkulu, yaitu tari Gandai (dari Mukomuko), tari Basuko (Bengkulu Utara), tari Sekapur Sirih (Bengkulu), tari Kejai, tari Dana, serta tari Dendang (Rejang Lebong).


Alat Musik Tradisional Bengkulu

Di provinsi Bengkulu terdapat alat musik yang cukup terkenal, yaitu Dol. Alat musik ini berbentuk mirip gendang yang dimainkan dengan cara ditabuh. Masyarakat Bengkulu dari anak-anak sampai dewasa sangat akrab dengan alat musik Dol. Alat musik lain yang dapat ditemukan di provinsi Bengkulu yaitu gong, kerilu, serdap, gendang, kolintang, serunai, biola, rebana, dan rebak. Selain itu terdapat pula alat musik tradisional seperti serdaun, yang merupakan alat musik tabuh tradisional yang dapat dijumpai dalam tradisi masyarakat Rejang Lebong.


Lagu Daerah Bengkulu

Jenis lagu daerah bengkulu sangat beranekaragam. Ada yang dilantunkan dalam upacara adat, pengiring kesenian atau pada waktu bermain. Ada lagu yang bercorak bahasa Rejang, Melayu Bengkulu, Pasemah, atau bahasa daerah Bengkulu lain. Beberapa nama lagu daerah tersebut, seperti Toy Botoy-Botoy, Bekatak Kurang Kariak, Ding Kedinding Ambin Umbut, Sekundang Setungguan, Ratu Samban.


Seni Kerajinan Rakyat Daerah Bengkulu

Hasil kebudayaan lain dari masyarakat Bengkulu adalah seni kerajinan. Seni kerajinan rakyat yang terdapat di wilayah ini, antara lain seni pahat, seni batik, seni ukir, dan seni karya lainnya. Berikut ini beberapa hasil seni kerajinan yang terdapat di daerah Bengkulu.
Kain Besurek, merupakan batik khas kota Bengkulu. Disebut Besurek karena kain ini bertuliskan huruf-huruf arab. Motif asli kain ini berupa motif huruf arab dan bunga Raflesia Arnoldi yang merupakan perpaduan antara motif kaligrafi Jambi dengan Cirebon.
Kulit Lantung, merupakan kerajinan khas yang terdapat di kota Bengkulu. Bahan utama kerajinan ini menggunakan kulit pohon lantung. Lantung adalah pohon liar yang banyak ditemukan di Bengkulu.


Upacara Tradisional Masyarakat Bengkulu

Upacara adat masyarakat Bengkulu yang berhubungan dengan daur hidup diantaranya; masa kelahiran, masa dewasa, masa perkawinan, dan masa kematian. Sampai saat ini masih dapat dijumpai di daerah pedesaan dan pedalaman masyarakat Bengkulu. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kebudayaan Aceh

KEBUDAYAAN ACEH BAHASA ACEH Diantara bahasa-bahasa daerah yang terdapat di provinsi NAD, bahasa Aceh merupakan bahasa daerah ter...