Selasa, 27 Maret 2018

Seni Tari di Berbagai Daerah di Indonesia


SENI TARI

Seni tari juga memiliki berbagai macam jenis yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Secara umum pengertian seni tari adalah suatu gerak ritmis yang dapat menghadirkan karakter manusia saat mereka bertindak. Jenis-jenis seni tari sangatlah banyak, salah satunya adalah seni tari tradisional.  Seni tari tradisional adalah seni tari yang lahir dan berkembang di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Ia lahir sebagai buah pemikiran dan pengaplikasian nilai-nilai kepercayaan masyarakat setempat.

1.) Tarian Bedhaya Ketawang dari Daerah Jawa Tengah




Tarian tradisional daerah yang pertama yaitu Bedhaya Ketawang. Nama tarian ini berasal dari dua suku kata yang berbeda. Setiap kosakatanya juga mengandung arti yang berbeda yakni “bedhaya”  yang memiliki arti penari wanita sedangkan ketawang artinya  langit. Apabila dua suku kata tersebut disatukan maka makna yang dimaksud adalah penari wanita yang berasal dari istana langit.
Biasanya tarian bedhaya ketawang di pertunjukkan hanya untuk acara resmi dengan tujuan menghibur pada hadirin. Untuk sejarah dari tarian bedhaya ketwang ini bercerita tentang hubungan Ratu Kidul atau yang biasa kita sebut sebagai Nyai Roro Kidul.
Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat, apabila ada yang membawakan tarian bedhaya ketawang maka Nyai Roro Kidul akan mendatangi tempat dimana tarian tersebut dibawakan serta ikut menari.
Pada umumnya tarian bedhaya ketawang dibawakn oleh sembilan orang penari wanita.
Apabila tarian bedhaya ketawang sedang show biasanya diiringi dengan musik gendhing ketawang gede atau bisa juga dengan memakai musik gamelan.


2.) Tarian Gambyong dari Daerah Jawa Tengah

 

Tarian Gambyong merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Surakarta. Pada awalnya tarian gambyong merupakan tarian rakyat untuk memeriahkan suasane ketika musim panen padi. Namun untuk saat ini tarian gambyong juga dipakai untuk acara sakral dan sekaligus sebagai penghormatan kepada tamu.
Untuk sejarahnya, nama Gambyong ini diambil dari salah satu nama penari wanita jaman dulu yakni Sri Gambyong. Penari wanita tersebut memiliki suara emas dan tubuh yang lentur sehingga dengan kedua bakat yang dimilkinya, nama Gambyong bisa cepat terkenal dan diminati oleh banyak orang.
Hingga pada suatu hari nama gambyong itu terdengar di telinga Sultan Paku Buono IV dan membuat ia diundang sang raja untuk menari di istana. Sesuai dengan ketenarannya, Sri Gambyong berhasil membuat seluruh warga istana terpikat dengan tariannya. Tidak berhenti disini, tariannya pun dipelajari dan dikembangkan di istana hingga akhirnya dinobatkan sabagai tarian khas istana.
Untuk busana yang biasa digunakan ialah busana kembem sebahu yanng dilengkapi dengan selendang. Sedangkan untuk jumlah penarinya tidak disyaratkan. Pada dasarnya tarian gambyong sangat identik dengan warna hijau dan kuning. Namun seiring dengan perkembangan zaman, warna bukanlah sesuatu  hal mendasar yang tidak dapat diubah meskipun pada hakikatnya warna juga dapat menjadi iri khas.
Untuk musik yang biasa digunakan untuk mengiringi tarian gambyong ialah musik gamelan seperti kendhang, gong dan kenong.

3.) Tarian Saman dari Daerah Nanggroë Aceh Darussalam



 
Pada awalnya tarian tradisional saman dari Aceh merupakan tarian etnis Suku Gayo. Dimana Suku Gayo ini merupakan ras tertua di pesisir Aceh pada masa itu. Pada mulanya Tarian Saman bertujuan sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam. Seiring berjalannya waktu, saat ini Tarian Saman bersifat hiburan dan lebih sering dibawakan untuk mengisi festival kesenian bahkan sampai ke luar negeri.
Berdasarkan dari beberapa referensi menyebutkan bahwa Tarian Saman pertama kali didirikan dan dikembangkan oleh seorang ulama yang berasal dari Suku Gayo Aceh Tenggara Syaikh Saman.

4.) Tarian Kecak dari Daerah Bali

 

Tarian Kecak merupakan salah satu jenis tarian tradisional daerah yang berasal dari Bali. Tarian Kecak pertama kali diciptakan oleh seorang penari sekaligus seniman dari Bali Wayan Limbak pada tahun 1930. Dalam mencetuskan Tarian Kecak, Wayan Limbak dibantu oleh rekan akrabnya yang sama-sama seorang seniman bernama Walter Spies.
Beliau merupakan seorang seniman dalam bidang seni lukis yang berasal dari negara Jerman. Mereka berdualah yang memiliki peran penting dalam berkembangnya Tarian Kecak sampai terkenal seperti saat ini.

5.) Tarian  Piring dari Daerah Minangkabau Sumatra Barat



Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau sering disebut dengan Tarian Piriang ialah salah satu seni tari tradisional Minangkabau yang berasal dari Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Tarian Piring dibawakan dengan menggunakan alat bantu piring sebagai media utama.

Cara memainkannya ialah degan mengayunkan piring-piring tersebut dengan gerakan-gerakan yang  cepat dan teratur. Dengan catatan piring tersebut tidak lepas dari genggaman tangan. Tari Piring ini merupakan salah satu simbol dari masyarakat Minangkabau.

6.) Tarian Kipas Pakarena dari Daerah Gowa Sulawesi Selatan



Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu tarian tradisional daerah yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Tarian Kipas Pakarena dimainkan oleh para penari perempuan ataupun laki-laki dengan mengenakan busana adat Miangkabau. Mereka menari dengan gerakan yang khas Minangkabau serta menggunakan kipas sebagai atribut untuk menarinya.
Tarian Kipas Pakarena termasuk salah satu tarian tradisional daerah yang cukup ternama di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Gowa. Tarian Kipas Pakarena juga sering dimainkan pada berbagai acara-acara hiburan maupun yang bersifat adat, bahkan tarian ini juga sebagai salah satu daya tarik tersendiri untuk wisata di Sulawesi Selatan, khususnya di kabupaten gowa. 
7.) Tarian Nandak Ganjen dari Betawi atau Jakarta


Pada umumnya sebuah tarian tradisional akan mengangkat dari kisah-kisah legenda yang ada di masyarakat lokal hingga kejadian situasional di dalam sebuah tatanan kehidupan masyarakat itu sendiri. Tari Nandak Ganjena adalah salah satu tarian tradisional yang cukup kondang, kreasi dari masyarakat Betawi atau yang kita kenal dengan nama Jakarta.
Artikulasi dari tarian Nandak Ganjen apabila ditinjau berdasarkan dari nama tarian tersebut berasal dari dua suku kata yang berbeda yakni Nandak dalam bahasa Betawi maksutnya ialah menari sedangkan Ganjen merupakan sebuah istilah populer di Jakarta yang artinya centil atau genit.

8.) Tarian Serimpi, Tarian Tradisional Daerah di Indonesia dari Yogyakarta

 

Salah satu tarian tradisional daerah Yogyakarta yang sangat terkenal ialah tarian Serimpi. Biasanya tarian ini di bawakan oleh empat orang perempuan berparas cantik nan anggun. Lemah gemulai pada setiap gerakan yang dilakukan oleh para penari menggambarkan kesopanan dan perilaku santun yang dimiliki oleh masyarakat sekitar.
Berdasarkan sejarah yang umum diketahui, Tarian Serimpi ini telah ada sejak zaman kejayaan Kerajaan Mataran ketika dipimpim oleh Sultan Agung. Pada saat itu Tarian Serimpi merupakan tarian sakral yang hanya dipertunjukkan pada lingkungan Keraton Yogyakarta saat ada acara resmi kenegaraan atau peringatan kenaikan tahta pada Sultan. Sehingga para penarinya pun merupakan orang-orang tetentu yang telah dipilih oleh keluarga Kerajaan.
Akan tetapi semenjak terjadinya perpecahan Kerajaan Mataran hingga menjadi dua belah pihak yakni Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta, Tarian Serimpi mulai mengalami perubahan. Meskipun terjadi perubahan dari segi gerakan, Tarian Serimpi ini masih memilki inti atau makna tarian yang sangat baik.
9.) Tarian Bidadari Teminang Anak dari daerah Bengkulu

Tarian yang berasal dari Rejang Lebong. Dari namanya sudah memberikan pengertian kalau Tarian ini di ibaratkan seorang bidadari yang sedang meminang anak. Yang jelas diberi nama yang unik pasti memiliki maksud yang baik oleh pembuatnya dahulu. Kita sebagai generasi penerus harus bisa melestarikannya.
10.) Tarian  Sekapur Sirih di Daerah Jambi

Tarian ini merupakan tarian yang sering kita lihat bila ada tamu penting datang ke jambi. Selain di jambi tarian ini juga terkenal di malaysia sebagai tarian wajib untuk menyambut tamu besar antar negara atau daerah. Tarian yang dipadukan dengan iringan musik dan syair yang di khususkan untuk tamu sehingga membuat tamu merasa dihormati dengan keramah tamahan dari provinsi jambi. Tarian Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal. Untuk mendukung tarian ini biasanya para penari membawa cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, keris, payung dan dengan menggunakan baju adat dari Jambi. Untuk musik pengiring biasanya digunakan gambus, biola, akoridon, rebana, gong, gendang dll.

11.) Tarian Jaipong dari Daerah Di Jawa Barat

Dulu gerakan tarian ini membuat kontroversi karena mengedepankan gerakan erotis dan keindahan dalam berlenggak lenggok. Terlebih saat tahun 1980, tari Jaipong sempat disiarkan disalah satu chanel TV dan membuat tarian tersebut dikenal masyarakat luas.

Bagusnya, Tari Jaipong telah diakui oleh berbagai negara, negara  Indonesia pun pasti bangga. Saya berharap para seniman generasi penerus dapat mempertahankan kesenian tradisional dan menggali seni lebih dalam lagi. Kalau difikir-fikir, bila saja tarian ini dikombinasikan dengan gerakan modern, maka akan lebih bagus hasilnya. Tetap ada unsur tradisional, namun mengikuti perkembangan zaman. Bisa kita ambil contoh penari tradisional modern Sandrina.

12.) Tarian Wayang Topeng dari Jawa Timur

Dulunya tari wayang topeng diadakan hanya sebagai pertunjukan ritual saja.
Topeng disini dilambangkan sebagai rasa apresiasi pada wajah nenek moyang. Dimana saat itu topeng memiliki arti menghargai roh leluhur. Tidak heran, bila tarian ini sedikit bernuasana mistik.
Sejarah singkatnya tari wayang topeng digunakan saat agama Islam memasuki wilayah Jawa, dan tarian ini dijadikan salah satu trik untuk merebut hati orang Jawa yang saat itu agama Hindu masih kental.
Ternyata beda dengan Tari Topeng asal Jawa Barat yang menggunakan background sejarah wayang golek. Tari topeng Jawa Timur ini mengisahkan cerita Ramayana dan Panji.

13.) Tarian Manang dari Daerah di Kalimantan Barat
Merupakan tari penyembuhan yang terdapat  pada seluruh masyarakat Dayak. Tari ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali. Tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Balian

14.) Tarian Baksa Kambang dari di Daerah Kalimantan Selatan


Tari Baksa Kambang adalah tarian klasik Banjar yang ditampilkan untuk menyambut tamu Agung yang datang ke Kalimantan Selatan. Tari Baksa Kambang merupakan tarian tunggal yang ditarikan oleh wanita, akan tetapi bisa juga ditarikan oleh beberapa penari wanita.

Tarian Baksa Kambang ini memakai properti sepasang kembang Bogam yaitu rangkaian kembang mawar, melati, kantil dan kenanga. Kembang bogan ini akan dihadiahkan kepada tamu pejabat dan isteri, setelah taraian ini selesai ditarikan. Sebagai gambaran ringkas, tarian ini menggambarkan putri-putri remaja yang cantik sedang bermain-main di taman bunga. Mereka memetik beberapa bunga kemudian dirangkai menjadi kembang bogam kemudian kembang bogam ini mereka bawa bergembira ria sambil menari dengan gemulai. Tari Baksa Kembang memakai Mahkota bernama Gajah Gemuling yang ditatah oleh kembang goyang, sepasang kembang bogam ukuran kecil yang diletakkan pada mahkota dan seuntai anyaman dari daun kelapa muda bernama halilipan.


15.) Tarian Baledan Dadas dari Daerah Kalimantan Tengah


Tarian Balean Dadas adalah tarian kebudayaan untuk meminta kesembuhan kepada tuhan bagi masyarakat yang sedang sakit. Para penari Balean Dadas ini biasanya dengan memakai pakaian adat dayak yang khas penuh warna seperti berwarna hitam, putih, merah, hijau, dan juga kuning untuk memohon kesembuhan kepada Ranying Hatala langit atau Tuhan bagi mereka yang sakit. Selain itu juga biasanya seorang dukun perempuan atau Balean Dadas ikut serta dalam tarian ini.


16.) Tarian Saureka-reka dari Daerah Maluku


Saureka-reka disebut juga dengan tari gaba-gaba (pelepah pohon sagu). Tarian tradisional maluku ini sebenarnya lebih mirip seperti permainan engklek. Perbedaanya, dalam permainan engklek sang pemain harus melompat dan tidak boleh menginjak garis gambar, sedangkan pada tarian saureka-reka pemain harus melompat menari mengikuti sekaligus menghindari hentakan gaba-gaba.


17,) Tarian Lenggo Dari Daerah di Nusa Tenggara Barat


Tari Lenggo adalah salah satu tari tradisional yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Pada awalnya tari lenggo ini merupakan tarian klasik yang hanya ditampilkan dilingkungan istana kerajaan Bima.
Tari Lenggo dapat dilakukan oleh penari pria dan penari wanita. Apabila ditarikan oleh penari wanita disebut dengan Tari Lenggo Mbojo. Sedangkan apabila ditarikan oleh para penari pria, disebut tari lenggo melayu. Para penari baik pria maupun wanita mengenakan kostum berupa pakaian tradisional Bima.


18.) Tarian Cerana di Daerah Nusa Tenggara Timur



19.) Tarian Musyoh di Daerah di Papua


Tari Musyoh merupakan salah satu tarian sakral asal Papua, dan tarian ini diadakan jika ada sanak saudara ataupun warga yang mengalami kecelakaan maut dan diperkirakan arwahnya tidak tenang.
Jika kita lihat dari unsur gerakannya, tarian ini mencerminkanmasyarakat Papua yang lincah dan energik.
Dan biasanya penarinya terdiri dari sekelompok penari pria.
Menurut budayanya, tarian ini dapat bermanfaat untuk mengusir arwah yang gentayangan.
Kostum yang digunakan adalah pakaian adat Papua yang terdiri dari Koteka, Rok rumbai, dan peralatan perang seperti tameng dan tombak.

20.) Tarian Pontanu di Daerah Sulawesi Tengah 
Tari Pontanu adalah tari tradisional Sulawesi Tengah yang menggambarkan kegiatan para penenun di daerah Donggala, Sulawesi Tengah. Tarian ini biasanya ditarikan oleh para penari wanita dan gerakan dalam tarian ini menggambarkan aktivitas para wanita yang sedang menenun Sarung Donggala, yaitu jenis sarung yang khas dari daerah Donggala. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, festival budaya, bahkan promosi wisata.

21.) Tarian Pisok di Daerah Sulawesi Utara

Tarian dari Tanah Minahasa Sulawesi Utara ini menceritakan kehidupan masyarakat Minahasa yang selalu hidup rukun, bekerja secara gotong royong, energik dan lincah. Yang menarik dari Tarian Pisok ini adalah namanya. Kata Pisok sendiri didapat dan terinspirasi dari kehidupan burung pisok. Burung Pisok merrupakan burung yangsangat langka di Tanah Minahasa, 

22.) Tarian Galangi di Daerah Sulawesi Tenggara

Tari Galangi adalah tarian tradisional yang berasal dari Kepulauan Buton Raya Provinsi Sulawesi Tenggara. 

Tari Galangi merupakan Tari Perang dalam Kerajaan/ Kesultanan Buton.Tari Galangi adalah ungkapan dan spontanitas gerakan dalam bentuk tari yang mewujudkan bagaimana penggunaan gala dalam menghadapi musuh. Di waktu damai tari ini merupakan kelengkapan kebesaran, keagungan serta kemulian Sultan. Tari ini dimainkan untuk mengiringi Sultan pada saat keluar istana dalam suatu tugas atau menyambut dan mengantar tamu Kesultanan.


23.) Tarian Tor-Tor Sigale-Gale di Di Daerah Sumatera Utara



 Sigale-gale merupakan pertunjukan kesenian dari daerah Tapanuli Utara. SiGale-gale adalah nama sebuah patung yang terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai pengganti anak raja Samosir yang telah meninggal. Untuk menghibur raja maka dibuatlah patung kayu yang di beri nama sigale-gale dan di gerakkan oleh manusia.


24.) Tarian Tari Kebagh / Tari Kemban Bidudari / Tari Bidudari di Daerah Sumatera Selatan


Tarian yang satu ini syarat akan sejarah. Pada zaman dahulu, dikisahkan tarian ini dilakukan oleh seorang bidadari sebelum terbang kekayangan.
Jadi tidak mengherankan jika para penari yang membawakan Tari Kebagh ini secantik bidadari yang dibalut dengan pakaian khas Besemah. Gerakan tarian ini seperti melambai-lambai seperti hendak terbang ke kayangan.

25.) Tarian Tari Beksan Srikandi Suradewati di Daerah di DKI.Yogyakarta


Tari Beksan Srikandi Suradewati adalah tari tradisional Yogyakarta yang menceritakan tentang peperangan Dewi Suradewati dengan Dewi Srikandhi yang diambil dari serat Mahabaratha.

Suradewati adalah adik Prabhu Dasalengkara yang ingin menjadikan Dewi Siti Sendari sebagai istrinya, maka Suradewati diutus oleh kakaknya untuk melamarkan Dewi Siti Sendari untuknya. Pada kenyataannya Dewi Siti Sendari telah dijodohkan dengan Raden Abimanyu. Melihat kenyataan seperti ini, Suradewati tetap memaksa menyunting Dewi Siti Sendari, maka terjadilah perseteruan antara Suradewati melawan Dewi Srikandhi, yang membela Raden Abimanyu. Dalam peperangan, ternyata Dewi Srikandhi lebih unggul dan berakhir dengan kemenangannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kebudayaan Aceh

KEBUDAYAAN ACEH BAHASA ACEH Diantara bahasa-bahasa daerah yang terdapat di provinsi NAD, bahasa Aceh merupakan bahasa daerah ter...