KEBUDAYAAN JAWA TENGAH
Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak
di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat
di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah
selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas
wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa
Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan
perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.
Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang
juga mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai
"jantung"budaya Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku
bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda
di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga
Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh
provinsi ini. Sejak tahun 2008, provinsi Jawa Tengah memiliki hubungan kembar
dengan provinsi Fujian di China.
A. SEJARAH
Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak zaman Hindia
Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah (gewesten) yakni
Semarang,Rembang, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan. Surakarta masih merupakan
daerah swapraja kerajaan (vorstenland) yang berdiri sendiri dan terdiri dari
dua wilayah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, sebagaimana Yogyakarta.
Masing-masing gewest terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu Rembang Gewest
juga meliputi Regentschap Tuban dan Bojonegoro.
Setelah diberlakukannya Decentralisatie Besluit tahun 1905,
gewesten diberi otonomi dan dibentuk Dewan Daerah. Selain itu juga dibentuk
gemeente(kotapraja) yang otonom, yaitu Pekalongan, Tegal, Semarang, Salatiga,
dan Magelang.
Sejak tahun 1930, provinsi ditetapkan sebagai daerah otonom
yang juga memiliki Dewan Provinsi (Provinciale Raad). Provinsi terdiri atas
beberapakaresidenan (residentie), yang meliputi beberapa kabupaten
(regentschap), dan dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (district). Provinsi Jawa
Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yaitu: Pekalongan, Jepara-Rembang, Semarang,
Banyumas, dan Kedu.
B. PEMERINTAHAN
Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29
kabupaten dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri
atas 545 kecamatan dan 8.490 desa/kelurahan. Sebelum diberlakukannya
Undang-undang Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, Jawa Tengah juga
terdiri atas 4 kota administratif, yaitu Purwokerto, Purbalingga, Cilacap, dan
Klaten. Namun sejak diberlakukannya Otonomi Daerah tahun 2001 kota-kota
administratif tersebut dihapus dan menjadi bagian dalam wilayah kabupaten.
Menyusul otonomi daerah, 3 kabupaten memindahkan pusat
pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu Kabupaten Magelang (dari Kota
Magelang ke Kota Mungkid), Kabupaten Tegal (dari Kota Tegal ke Slawi), serta
Kabupaten Pekalongan (dari Kota Pekalongan ke Kajen).
C. BUDAYA JAWA TENGAH
Jawa Tengah adalah propinsi dimana budaya jawa banyak
berkembang disini karena di jawa tengah dahulu banyak kerajaan berdiri disini
itu terlihat dari berbagai peninggalan candi di jawa tengah. Mahakarya yang
sungguh mempesona adalah batik di jawa tengah setiap daerah mempunyai corak
batik tulis yang berbeda beda mereka mempunyai ciri khas sendiri – sendiri.
selain batik ada juga kesenian yang tak kalah luar biasanaya ada wayang kulit
yang sudah diakui dunia sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO ada juga
tembang tembang (lagu lagu ) jawa yang diiringi oleh gamelan (alat musik) yang
juga dikenal dengan campursariada juga ketoprak yang merupakan pertunjukan seni
peran khas dari jawa.
Di Jawa
Tengah juga masih ada kerajaan yang sampai sekarang masih berdiri tepatnya di
Kota Solo yang dikenal dengan Kasunanan Solo. Budaya jawa tengah sungguh banyak
mulai dari wayang ,wayang orang, ketoprak,tari dan masih banyak lagi.
Kebudayaan yang ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah mayoritas merupakan
kebudayaan Jawa, namun terdapat pula kantong-kantong kebudayaan Sunda di
wilayah sebelah barat yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat terutama di
Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap. Adapun budaya lokal Jawa Tengah antara lain: Kraton Solo (Centraljava Surakarta), Batik,
Ketoprak, Pagelaran Wayang Kulit, Tari Srikandi / Tari Panah, Pertujukan Wayang
Orang, Sinden, Tayub, Batik.
Selain itu, Provinsi Jawa Tengah ternyata mempunyai daya
tarik kebudayaan yang bagus, salah satu contohnya adalah memiliki tarian
tradisional yang beragam. Postingan kali ini kami akan bahas contoh
Tarian
tradisional Jawa Tengah, antara lain :
1.) Tari Merak
Tari Merak merupakan tari paling populer di Tanah Jawa.
Versi yang berbeda bisa didapati juga di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Seperti namanya Tarian Merak merupakan tarian yang melambangkan gerakan-gerakan
Burung Merak. Merupakan tarian solo atau bisa juga dilakukan oleh beberapa
orang penari. Penari umumnya memakai selendang yang terikat dipinggang, yang
jika dibentangkan akan menyerupai sayap burung. Penari juga memakai mahkota
berbentuk kepala menyerupai burung Merak. Gerakan tangan yang gemulai dan
iringan gamelan, merupakan salah satu karakteristik tarian ini.
2.) Tari Gambyong
Tari Gambyong tercipta berdasarkan nama seorang penari
jalanan (tledhek) yang bernama Si
Gambyong yang hidup pada zaman Sinuhun Paku Buwono IV di Surakarta (1788-1820).
Sosok penari ini dikenal sebagai seorang yang cantik jelita dan memiliki tarian
yang cukup indah. Tak heran, dia terkenal di seantero Surakarta dan terciptalah
nama Tari Gambyong. Tarian ini merupakan sejenis tarian pergaulan di
masyarakat. Ciri khas pertunjukan Tari Gambyong, sebelum dimulai selalu dibuka
dengan gendhing Pangkur. Tariannya terlihat indah dan elok apabila si penari
mampu menyelaraskan gerak dengan irama kendang. Sebab, kendang itu biasa
disebut otot tarian dan pemandu gendhing. Pada zaman Surakarta, instrumen
pengiring tarian jalanan dilengkapi dengan bonang dan gong. Gamelan yang
dipakai biasanya meliputi gender, penerus gender, kendang, kenong, kempul, dan
gong. Semua instrumen itu dibawa ke mana-mana dengan cara dipikul. Umum dikenal
di kalangan penabuh instrumen Tari Gambyong, memainkan kendang bukanlah sesuatu
yang mudah. Pengendang harus mampu tumbuh dengan keluwesan tarian serta mampu
berpadu dengan irama gendhing. Maka tak heran, sering terjadi seorang penari
Gambyong tidak bisa dipisahkan dengan pengendang yang selalu mengiringinya.
Begitu juga sebaliknya, seorang pengendang yang telah tahu lagak-lagu si penari
Gambyong akan mudah melakukan harmonisasi.
D. RUMAH ADAT
JAWA TENGAH
Rumah Joglo merupakan salah satu peninggalan nenek moyang
kita yang terdahulu dimana yang
didirikan pada tahun 1835 ini merupakan saksi sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Dimasa awal pendiriannya, Joglo disebut juga dengan bangunan dengan Soko Guru dan atap 4 belah
sisi, sebuah bubungan di tengahnya, rumah Joglo berasal dari daerah Propinsi
Jawa Tengah dan fungsi yang lebih menonjol adalah sebagai tempat musyawarah
masalah kenegaraan dan menyusun strategi dalam melawan Belanda. Pada saat clash
II di Yogyakarta, menjadi markas besar tentara pelajar (TP) seluruh Jogjakarta
di bawah pimpinan Kapten Martono (Menteri Transmigrasi masa pemerintahan
presiden Soeharto).
Joglo Kelor merupakan joglo terbaik se-Kabupaten Sleman. Hal
ini terlihat dari bagian-bagiannya yang lebih lengkap dan masih asli. Menurut
pandangan metafisika, rumah joglo ini memiliki energi spiritual yang dapat
dirasakan dalam radius ± 100 meter. Secara Resmi, Joglo Kelor menjadi obyek
wisata pada bulan oktober 2002. Beberapa waktu lalu, sebuah Sepeda (yang
dipakai oleh Kapten Martono) dan Lampu Gantung (yang digunakan untuk penerangan
dalam rapat-rapat TP), di pindahkan dari Joglo ke Benteng Vredeburg.
Rumah Tua (Joglo) banyak ditemukan dalam kondisi kurang
terawat, mungkin puluhan tahun sudah tak tersentuh pemeliharaan. Meskipun, beberapa
masih dipakai sebagai tempat tinggal, namun sebagian lagi bertahun-tahun berupa
rumah kosong. Hanya sedikit dari rumah joglo dalam kondisi terawat. Sebagian
besar rumah joglo diperoleh dari daerah pesisir pantai Utara Jawa sekitar Demak
– Kudus.
Rumah Joglo ini kebanyakan hanya dimiliki oleh mereka yang
mampu. Hal ini disebabkan rumah bentuk joglo membutuhkan bahan bangunan yang
lebih banyak dan mahal dari pada rumah bentuk yang lain. Masyarakat jawa pada
masa lampau menganggap bahwa rumah joglo tidak boleh dimiliki oleh orang
kebanyakan, tetapi rumah joglo hanya diperkenankan untuk rumah kaum bangsawan,
istana raja, dan pangeran, serta orang yang terpandang atau dihormati oleh
sesamanya saja. Dewasa ini rumah joglo digunakan oleh segenap lapisan masyarakat
dan juga untuk berbagai fungsi lain, seperti gedung pertemuan dan
kantor-kantor.
Arsitektur tradisional Jawa harus dilihat sebagai totalitas
pernyataan hidup yang bertolak dari tata krama meletakkan diri, norma dan tata
nilai manusia Jawa dengan segala kondisi alam lingkungannya. Arsitektur ini
pada galibnya menampilkan karya “swadaya dalam kebersamaan” yang secara arif
memanfaatkan setiap potensi dan sumber daya setempat serta menciptakan
keselarasan yang harmonis antara “jagad cilik” (mikrokosmos) dan “jagad gedhe”
(makrokosmos).
Pada dasarnya, rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar.
Pada mulanya bentuk ini mempunyai empat pokok tiang di tengah yang di sebut
saka guru, dan digunakan blandar bersusun yang di sebut tumpangsari. Blandar
tumpangsari ini bersusun ke atas, makin ke atas makin melebar. Jadi awalnya
hanya berupa bagian tengah dari rumah bentuk joglo zaman sekarang. Perkembangan
selanjutnya, diberikan tambahan-tambahan pada bagian-bagian samping, sehingga
tiang di tambah menurut kebutuhan. Selain itu bentuk denah juga mengalami
perubahan menurut penambahannya. Perubahan-perubahan tadi ada yang hanya
bersifat sekedar tambahan biasa, tetapi ada juga yang bersifat perubahan
konstruksi.
E. OBJEK
WISATA JAWA TENGAH
Obyek Wisata Ketep Pass dikembangkan sebagai tempat tujuan
wisata baru di jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) dengan ciri khas wisata
kegunungapian. Obyek Wisata Ketep Pass kabupaten Magelang merupakan Obyek
Wisata Alam Kegunungapian khususnya Gunung Merapi.Obyek Wisata Ketep Pass
terletak pada ketingggian 1200 m dpl.Luas area sekitar 8000 m persegi,berjarak
17 km dari Blabak Magelang kearah timur,30 km dari Kota Magelang dan 35 km dari
Boyolalai.
Dari kota Salatiga yang berjarak sekitar 32 km,dapat
melalaui Kopeng dan Desa Kaponan dan 30 km dari Candi Borobudur.Lokasi Obyek
mudah dijangkau baik dengan Bus Besar,Mini bus,Sedan atau sejenisnya maupun
sepeda motor. Atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah H.Mardiyanto,dipilih tanah
berbukit ini untuk dikembangkan sebagai tempat tujuan wisata baru di jalur
Solo-Selo-Borobudur (SSB) dengan ciri khas wisata kegunungapian.Obyek Wisata
Ketep Pass diresmikan oleh Presiden RI Megawati Sukarno Putri pada 17 Oktober
2002.
Berikut ini yang terdapat pada objek wisata Ketep Pass :
1.) GARDU PANDANG
Berupa 2 buah gazebo masing-masing dengan ukuran empat
persegi panjang dan bangunan segi delapan dengan panjang panjang sisi lima
meter.Tempat untuk melihat keindahan alam Gunung Merapi dan Gunung
Merbabu.Serta hamparan lahan pertanian di kedua kaki Gunung tersebut.Sambil
menikmati makanan dan minuman yang disediakan oleh pedagang disekitar Obyek.
2.) KETEP VULKANO
THEATRE
Sebuah gedung tempat pemutaran film dokumenter tentang
aktivitas Gunung Merapi dengan kapasitas tempat duduk 78 kursi.Film ilmiah yang
menceritakan tentang terjadinya,jalur-jalur pendakian,penelitian dipuncak
Garuda serta letusan dahsyat Gunung Merapi.
3.) KETEP VULKANO
CENTRE
Sebuah gedung yang disebut museum dangan luas kurang lebih
550 m persegi.Sebuah museum vulcanologi yang didalamnya berdiri miniatur Gunung
Merapi,Komputer interaktif yang berisi tentang dokomen kegunungapian,beberapa
contoh batu-batuan bukti letusan dari tahun ke tahun.Poster puncak Garuda yang
berukuran 3x3m,poster peringatan dini lahar Gunung Merapi.
4.) AREAL PARKIR
Areal parkir yang luas dan cukup memedai untuk menampung Bus
besar.
5.) PELATARAN
PANCA ARGA
Panca Arga mempunyai arti Lima Gunung,pada lokasi ini
merupakan puncak tertinggi di Obyek Wisata Ketep Pass.Dari puncak tertinggi ini
pengunjung dapat melihat Lima Gunung yaitu Gunung Merapi,Gunung Merbabu,Gunung
Sindoro,Gunung Sumbing dan Gunung Slamet.
Selain kelima Gunung tersebut pengunjung masih dapat melihat
dan menikmati Gunung-Gunung kecil dan Bukit-bukit yang sangat indah antara
lain,Gunung Tidar,Gunung Andong,Gunung Pring,Bukit Menoreh,Bukit Telo Moyo dll.
6.) RESTAURANT
KETEP PASS
Disini pengunjung dapat menikmati menu yang disajikan
diRestaurant Ketep Pass sesuai selera.Bangunan di atas ketep vulcano teatre
yang berdinding kaca ini,sangat cocok untuk pengunjung sambil menyantap
hidangan yang tersedia juga menikmati indahnya panorama di kaki Gunung Merapi
dan Gunung Merbabu.
7.) TEROPONG
Sebanyak dua buah yang berada di puncak Panca Arga dan Gardu
Pandang.Dengan alat ini pengunjung dapat melihat dengan jelas keindahan
panorama Gunung Merapi,Gunung Merbabu dan gunung-gunung yang lain.
8.) MUSHOLA
Luas bangunan mushola kurang lebih 10 m persegi dengan
bentuk bangunan yang artistik,lengkap dengan tempat wudlu dan toilet.
Objek wisata ketep berada didaerah magelang, jawa tengah.
Objek wisata ketep merupakan objek wisata yang mengasyikkan untuk dikunjungi.
Didaerah wisata ini disediakan banyak fasilitas seperti masjid/ mushola, tempat
prkir yang luas, rumah makan, dll.
F. MAKANAN KHAS
JAWA TENGAH
Gudeg (dalam bahasa Jawa gudheg) adalah makanan khas
Yogyakartadan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan
santan dan dibumbui dengan kluwek. Butuh waktu berjam-jam untuk membuat
hidangan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak
bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan yang
kental (areh), ayam, telur, tahu goreng dan sambal krecek.
Salah satu makanan khas jawa tengah adalah gudeg yang
terdapat didaerah jogjakarta. Biasnya gudeg rasanya manis. Gudeg juga terbagi
menjadi beberapa jenis, diantaranya gudeg basah dan gudeg kering. Biasanya
gudeg dijual pada pagi atau malam hari. Di Yogyakarta gudeg dijadikan pilihan
untuk menu sarapan pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar