KEBUDAYAAN KALIMANTAN TIMUR
Kalimantan Timur atau biasa
disingkat Kaltim adalah sebuah provinsi Indonesia di Pulau
Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Utara, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Barat, dan Sulawesi. Luas total Kaltim adalah 129.066,64 km²
dan populasi sebesar 3.6 juta. Kaltim merupakan wilayah dengan kepadatan
penduduk terendah keempat di nusantara.
Ibukotanya adalah Samarinda.
Kalimantan Timur sebelum mekar
menjadi Kalimantan Utara merupakan provinsi
terluas kedua di Indonesia setelah Papua, dengan luas
194.489 km persegi
yang hampir sama dengan Pulau Jawa atau sekitar 6,8% dari total
luas wilayah Indonesia.
Wilayah Kalimantan Timur dahulu
mayoritas adalah hutan hujan tropis. Terdapat beberapa kerajaan yang berada di
Kalimantan Timur, diantaranya adalah Kerajaan
Kutai (beragama Hindu), Kesultanan Kutai Kartanegara ing
Martadipura, dan Kesultanan
Pasir.
Wilayah Kalimantan Timur meliputi
Pasir, Kutai, Berau dan juga Karasikan (Buranun/pra-Kesultanan Sulu) diklaim
sebagai wilayah taklukan Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit di Negara Dipa
(yang berkedudukan di Candi Agung di
Amuntai) hingga tahun 1620 pada masa Kesultanan Banjar. Antara tahun 1620-1624,
negeri-negeri di Kaltim menjadi daerah pengaruh Sultan Alauddin dari Kesultanan
Makassar, sebelum adanya perjanjian Bungaya. Menurut Hikayat Banjar Sultan Makassar pernah meminjam tanah untuk tempat
berdagang meliputi wilayah timur dan tenggara Kalimantan kepada Sultan Mustain
Billah dari Banjar sewaktu Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan
perjanjian dengan Sultan Tallo I
Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’ Sultan Mahmud Karaeng Pattingalloang, yang
menjadi mangkubumi dan penasihat utama bagi Sultan Muhammad Said, Raja Gowa
tahun 1638-1654 dan juga mertua Sultan Hasanuddin yang akan menjadikan
wilayah Kalimantan Timur sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar
(Gowa-Tallo) sejak itulah mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi
Selatan. Namun berdasarkan Perjanjian Kesultanan Banjar dengan VOC pada tahun
1635, VOC membantu Banjar mengembalikan negeri-negeri di Kaltim menjadi wilayah
pengaruh Kesultanan Banjar. Hal tersebut diwujudkan dalam perjanjian Bungaya, bahwa Kesultanan Makassar dilarang berdagang hingga ke
timur dan utara Kalimantan.
Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan
Kalimantan Timur, Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian
Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada Hindia Belanda. Pada
tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam
al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan
Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan
Selatan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pada tahun 1846,
Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda untuk wilayah Borneo
Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan bagian timur Kalimantan Selatan)
bernama H. Von Dewall. Kaltim merupakan bagian dari Hindia Belanda. Kaltim
1800-1850. Dalam tahun 1879, Kaltim dan Tawau merupakan Ooster Afdeeling
van Borneo bagian dari Residentie Zuider en Oosterafdeeling van Borneo. Dalam
tahun 1900, Kaltim merupakan zelfbesturen (wilayah dependensi) Dalam tahun 1902,
Kaltim merupakan Afdeeling Koetei en Noord-oost Kust van Borneo. Tahun
1942 Kaltim merupakan Afdeeling Samarinda dan Afdeeling Boeloengan en Beraoe.
Suku
Bangsa
Etnis paling dominan di Kalimantan
Timur yaitu etnis Jawa (30,24%) yang menyebar di hampir
seluruh wilayah terutama daerah transmigrasi hingga daerah perkotaan. Etnis
terbesar kedua yaitu Bugis (20,81%) yang banyak menempati
kawasan pesisir dan perkotaan. Etnis terbesar ketiga adalah Banjar (12,45%)
yang cukup dominan di Kota
Samarindadan Balikpapan.
Kalimantan Timur merupakan tujuan utama migran asal Pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan Selatan.
Di urutan keempat yaitu Etnis Dayak (9,94%)
yang menempati daerah pedalaman. Etnis Kutai (7,80%)
yang mendiami Kutai Kartanegara, Kutai Timur dan Kutai Barat berada di urutan
kelima. Di urutan keenam hingga sepuluh berturut-turut yaitu etnis Toraja (2,21%), Paser (1,89%), Sunda (1,57%), Madura (1,32%)
dan Suku Buton (1,25%)
serta suku-suku lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Bahasa
Daerah
Bahasa pengantar masyarakat
Kalimantan Timur umumnya menggunakan Bahasa
Indonesia dan Bahasa Banjar.
Persebaran Bahasa Banjar ke Kalimantan Timur karena besarnya jumlah
perantauan Suku Banjar asal Kalimantan Selatan sehingga Bahasa Banjar
digunakan sebagai bahasa sehari-hari khususnya di Kota
Samarinda dan Kota
Balikpapan. Penutur Bahasa Jawa dan Bahasa Bugis juga
cukup besar di Kalimantan Timur karena banyaknya pendatang asal Pulau Jawa dan Pulau
Sulawesi yang mendiami Kalimantan Timur.
Bahasa lainnya yang dituturkan
masyarakat Kalimantan Timur diantaranya adalah rumpun Melayik seperti Bahasa Kutai Kota Bangun, Bahasa Kutai Tenggarong, Bahasa Berau dan
rumpun Barito seperti Bahasa Paser, Bahasa Benuaq, Bahasa
Bentian, Bahasa Tunjungdan bahasa Borneo Utara/Orang Ulu seperti Bahasa Bahau, Bahasa Modang, Bahasa Aoheng/Penihing , Bahasa Seputan, Bahasa Basap Berau
PARIWISATA,
SENI DAN BUDAYA
1.) Lagu Daerah :
· Burung
Enggang (bahasa Kutai)
· Meharit (Bahasa
Kutai)
· Sabar'ai-sabar'ai (Bahasa
Banjar)
· Anjat
Manik (Bahasa Berau Benua)
· Bebilin
(Bahasa Tidung)
· Andang
Sigurandang (Bahasa Tidung)
· Bedone
(Bahasa Dayak Benuaq)
· Ayen
Sae (Bahasa Dayak)
· Sorangan
(Bahasa Banjar)
· Lamin
Talunsur (Bahasa Kutai)
· Buah
Bolok (Bahasa Kutai)
· Aku
Menyanyi (Bahasa Kutai)
· Sungai
Kandilo (Bahasa Pasir)
· Rambai
Manguning (Bahasa Banjar)
· Ading Manis (Bahasa
Banjar)
· Indung-Indung
(Bahasa Melayu Berau)
· Basar Niat (Bahasa
Melayu Berau)
· Berampukan
(Bahasa Kutai)
· Undur
Hudang (Bahasa Kutai)
· Kada
Guna Marista (Bahasa Banjar)
· Tajong
Samarinda (Bahasa Kutai)
· Citra
Niaga (Bahasa Kutai)
· Taman
Anggrek Kersik Luwai
· Ne
Poq Batangph
· Banuangku
· Kekayaan
Alam Etam (Bahasa Kutai)
· Mambari
Maras (Bahasa Banjar)
· Kambang
Goyang (Bahasa Banjar)
· Apandang
Jakku
· Keledung
· Ketuyak
· Jalung
· Antu
· Mena
Wang Langit
· Tung
Tit
· To
Kejaa
· Ting
Ting Nging
· Endut-Endut
· Enjung-Enjung
· Julun
Lajun
· Sungai
Mahakam
· Samarinda
Kota Tepian (Bahasa Kutai)
· Jagung
Tepian
· Kandania
· Sarang
Kupu
· Adui
Indung
· Nasi
Bekepor (Bahasa Kutai)
· Nasib
Awak
· Tenau
· Luwai
· Balarut di Sungai Mahakam (Bahasa
Banjar)
· Leleng (Bahasa
Kenyah)
· Merutuh(Bahasa
Tonyooi-Benuaq)
2.) Seni Suara :
· Bedeguuq
(Dayak Benuaq)
· Berijooq
(Dayak Benuaq)
· Ninga
(Dayak Benuaq)
· Enluei
(Dayak Wehea)
3.) Seni Berpantun :
· Perentangin
(Dayak Benuaq)
· Ngelengot
(Dayak Benuaq)
· Ngakey
(Dayak Benuaq)
· Ngeloak
(Dayak Benuaq)
4.) Agama
:
Sensus penduduk tahun 2015
menunjukkan bahwa masyarakat di Kalimantan Timur didominasi oleh penganut
agama Islam.
Selain agama Islam juga terdapat berbagai agama lain yang diakui di Indonesia yakni Kristen
Protestan, Katolik, Buddha dan Hindu.
SENI DAN
BUDAYA
1.) Musik
:
· Tingkilan (suku
Kutai)
· Musik Sempek/Kejien (suku
Dayak Wehea)
2.) Tarian
:
· Tarian Gantar dari
Suku Dayak Benuaq
· Tarian
Ngeleway dari Suku Dayak Benuaq
· Tarian
Ngerangkaw dari Suku Dayak Benuaq
· Tarian
Kencet dari Suku Dayak Kenyah
· Tarian
Datun dari Suku Dayak Kenyah
· Tarian
Hudoq dari Suku Dayak Wehea
· Tarian
Kejien dari Suku Dayak Wehea
· Belian
· Tarian
Maropeng dari Suku Banjar Samarinda
3.)
Penyembuhan Penyakit :
· Beliatn Bawo (suku
Dayak Benuaq)
· Beliatn Sentiyu (suku
Dayak Benuaq)
· Beliatn Kenyong (Suku
Dayak Benuaq)
· Beliatn Luangan (suku
Dayak Benuaq)
· Beliatn Bejamu (suku
Dayak Benuaq)
4.) Tolak
Bala/Hajatan/Selamatan :
· Nuak (dari Suku Dayak Benuaq)
· Bekelew (suku Dayak
Benuaq)
· Nalitn Tautn (suku
Dayak Benuaq)
· Paper Maper (suku
Dayak Benuaq)
· Besamat (suku Dayak
Benuaq)
· Pakatn Nyahuq (suku
Dayak Benuaq)
5.)
Perkawinan :
· Ngompokng (suku Dayak
Benuaq)
· Tari Kantarijar (suku
Kutai)
6.)
Senjata Tradisional :
· Gayang
·
Tombak - belokong
7.)
Upacara Adat Kematian :
· Kwangkey/Kuangkay (suku
Dayak Benuaq)
· Kenyeuw (suku Dayak
Benuaq)
· Parepm Api/Tooq (suku
Dayak Ben
Tidak ada komentar:
Posting Komentar