KEBUDAYAAN LAMPUNG
Lampung merupakan salah satu nama provinsi Indonesia yang
terletak di pulau Sumatera. Letak provinsi Lampung berada di bagian paling
selatan pulau Sumatera dengan ibukota Bandar Lampung. Lampung memiliki potensi
alam yang sangat beragam. Selain sumber daya alam yang begitu melimpah, letaknya
yang berbatasan langsung dengan lautan membuat Lampung memiliki potensi
kekayaan laut yang sangat melimpah. Selain kekayaan alam yang melimpah, Lampung
juga memiliki kekayaan budaya yang tidak kalah tersohor bila dibandingka dengan
provinsi-provinsi lain di pulau Sumatera. Kebudayaan Lampung meliputi rumah
adat, berbagai tarian tradisional, pakaian adat, juga berbagai kuliner khas.
Kebudayaan di Lampung merupakan perpaduan kebudayaan Arab, Cina,
dan India. Hal tersebut tidak terlepas dari sejarah yang menyebutkan Lampung
sebagai jalur perdagangan dunia, sehingga banyak budaya dari luar Indonesia
yang mempengaruhi kebudayaan Lampung.
1. Rumah Adat
Lampung memiliki rumah adat tradisioal Lampung yang disebut Nawo
Sesat. Rumah adat Nawo Sesat memiliki bentuk arsitektur yang umum digunakan
pada rumah-rumah di pulau Sumatera, yakni bentuk rumah panggung. Bentuk rumah
panggung tersebut tidak lepas dari kegunaannya untuk mencegah jika
sewaktu-waktu ada serangan hewan buas.
Rumah adat Nawo Sesat dibangun menggunakan kayu. Sedangkan
bagian atap dibuat menggunakan daun ilalang. Penggunaan kayu sebagai bahan baku
pembuatan rumah, tidak lepas dari warisan nenek moyag masyarakat Lampung.
Sejarah telah mencatat bahwa Lampung telah mengenal bencana gempa bumi sejak
dahulu. Pembuatan rumah panggung dengan bahan baku kayu akan mempertahankan
posisi rumah dari bencana gempa bumi. Selain itu, pemanfaatan daun ilalang
sebagai atap rumah juga menunjukkan bagaimana masyarakat Lampung menghargai
hasil sumber daya alam yang ada.
2. Pakaian Adat
Provinsi Lampung memiliki kain yang sangat khas yakni kain
tapis. Kain ini berkesan sangat mewah karena pembuatannya dipadupadankan dengan
penggunaan benang emas sehingga menimbulkan warna berkilauan yang indah pada
kain tapis. Kain tapis ini oleh masyarakat Lampung bias digunakan dalam
upacara-upacara adat atau ketika menghadiri acara-acara formal.
Dalam kesehariannya, laki-laki menggunakan kikat sebagai
pengikat kepala. Untuk menutupi badan para lelaki menggunakanbaju berbentuk teluk belanga belah buluh yang disebut kawai.
Sedangkan untuk perempuan, sehari-hari mereka menggunakan kanduk/kakambut atau
kudung untuk penutup kepala. Sedangkan untuk menutupi badan, mereka menggunakan
Lawai.
Dalam menghadiri upacara-upacara adat atau acara yang sifatnya
formal, masyarakat Lampung, terutama para wanita sangat menghargai keindahan
berpakaian. Mereka sering menggunakan kain tapis yang berkilau karena dihiasi
benang emas. Kemewahan kain tapis tersebut makin indah ketika para wanita
menambahkan berbagai aksesoris untuk dipakai, seperti gelang dan kalung. gelang
dan kalung tersebut terbuat dari emas, senada dengan warna kain yang mereka
pakai. Pada kebanyakan pakaian adat di berbagai daerah, biasanya
pakaian-pakaian tersebut tidak dilengkapi dengan sepatu. Pakian adat Lampung
merupakan pakaian adat yang tergolong lengkap dengan adanya tambahan penggunaan
sepatu yang tepat yakni penggunaan selop beludru berwarna hitam untuk laki-laki
dan perempuan. Penggunaan selop beludru tersebut biasanya dipakai oleh
pengantin perempuan dan laki-laki yang sedang melangsungkan pernikahan.
3. Tarian Adat
Lampung memiliki lebih dari satu tarian adat. Seperti halnya di
daerah lain, tarian tradisional Lampung ini dilakukan saat acara-acara
tertentu. Tarian-tarian tradisional Lampung tersebut meliputi :
1.) Tari Sembah atau Tari Sigeh Pengunten
Tari Sigeh Pengunten sebenarnya merupakan pengembangan dari Tari
Sembah. Tari Sembah atau tari Sigeh Pengunten disajikan oleh remaja-remaja
putri atau anak-anak. Tarian ini bersifat suka ria dan biasanya disajikan untuk
menyambut tamu-tamu penting dalam suatu acara tertentu. Tarian ini menunjukkan
sikap ramah masyarakat Lampung dalam menyambut para tamunya. Selain itu esensi
dari tari Sigeh Pengunten ini adalah suatu bentuk penghormatan kepada para tamu
yang hadir. Masyarakat Lampung terbagi menjadi dua adat yang mendominasi yaituPepadun dan Peminggir. Keduanya merasa memiliki hak besar untuk
memperlihatkan kebuadayaan yang selanjutnya menjadi identitas kebudayaan
Lampung. Tari Sigeh Pengunten merupakan perpaduan antara adat Pepadun dan
Peminggir sehingga terciptalah sebuah tarian yang harmonis yang mampu
menunjukkan identitas kedua adat tersebut, sekaligus mampu menjadi identitas
kebudayaan Lampung.
Seperti namanya, yaitu tari Sigeh Pengunten, tarian ini
menggunakan aksesoris utama yakni siger. Siger merupakan aksesoris yang dipakai
sebagai mahkota. Mahkota tersebut berwarna emas, menunjukkan identitas asli
masyarakat Lampung. Selain aksesoris kepala yang khas, tarian ini juga
menggunakan aksesoris penutup jari yang berbentuk kerucut dan berwarna emas.
Aksesoris penutup jari ini mirip dengan aksesoris yang digunakan dalam tarian
asal Sumatera Selatan, yaitu tari Tanggai yang juga merupakan tarian untuk
menyambut tamu.
2.) Tari Melinting
Tari Melinting merupakan tarian tradisional yang berasal dari
Lampung Timur. Tarian ini merupakan peninggalan Ratu Melinting, yang sekaligus
menggambarkan keperkasaan dan keagungan Keratuan Melinting. Tahun 1958, tarian
ini disempurnakan. Sebelum tahun tersebut, tari Melinting mutlak milik Keratuan
Melinting. Di mana tari tersebut hanya boleh dilakukan dalam upacara Keagungan
Keratuan Melinting. Penarinya pun hanya berasal dari putra dan putri Keratuan
Melinting.
Saat ini, tari Melinting tidak hanya ditampilkan di lingkup
Keratuan Melinting. Tari Melinting kini telah beralih fungsi sebagai tarian
yang ditampilkan sebagai hiburan atau sebagai persembahan untuk menyambut tamu
dari luar Lampung. Selain sebagai hiburan dan penyambutan tamu, tari Melinting
merupakan penggambaran bentuk pergaulan yang membahagiakan dari pasangan
muda-mudi. Dalam tarian ini, gerakan laki-laki sifatnya lebih dinamis,
sedangkan untuk perempuan gerakannya relatif lebih lembut sesuai dengan sifat
mereka.
4. Makanan Khas
Kebudayaan di lampung juga tidak terlepas dari makanan khasnya
yang luar biasa enak. Beberapa jenis kuliner khas Lampung di antaranya adalah
Seruit, Tempoyak, Sambal Lampung, dan Lapis Legit. Semua jenis kuliner tersebut
hampir pernah didengar oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan
Lapis Legit, makanan asli Lampung ini sering dijadikan oleh-oleh meskipun tidak
di wilayah Lampung itu sendiri.
Seruit merupakan sajian kuliner berupa ikan yang digoreng
kemudan disajikan bersama sambal terasi atau makanan-makanan lain seperti
tempoyak atau sambal Lampung. Esensi dari Seruit bukan berada pada jenis
masakan tetapi dari cara memakannya. Makan seruit biasanya dilakukan
bersama-sama orang lain. Cara makan seperti itu menunjukkan rasa kebersamaan
yang tinggi.
Tempoyak adalah salah satu jenis bahan makanan yang berasal dari
fermentasi durian. tempoyak sering dibuat menjadi sambal dan disajikan dengan
berbagai jenis ikan. Makanan khas Lampung lainnya adalah sambal
Lampung dan lapis legit. Kedua makanan ini hampir setiap orang mengetahui.
Bahkan salah satu merek produk saus sambal kenamaan Indonesia menjadikan sambal
Lampung sebagai salah satu rasa dalam saus sambalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar