KEBUDAYAAN MALUKU
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang, dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, dan diwariskan dari
satu generasi ke generasi yang lainnya. Budaya itu sendiri terbentuk dari
banyak unsur yang cukup rumit, seperti sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sama seperti
budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggap bahasa merupakan warisan yang diturunkan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari. Kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
masyarakat.
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan
nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di
Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan nasional adalah
kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Wujud kebudayaan daerah
Indonesia sendiri tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di
seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memiliki ciri khas kebudayaan yang
berbeda.
Kebudayaan Indonesia apabila di bagi berdasarkan jenisnya, akan
dilihat dari unsur Rumah Adat, Tradisi Adat, Tarian, Lagu, Alat Musik,
Pakaian Adat dan Makanan.
Salah satu kebudayaan Indonesia adalah
kebudayaan Maluku. Budaya Maluku adalah aspek kehidupan yang mencakup adat
istiadat, kepercayaan, seni dan kebiasaan lainnya yang dijalani dan
diberlakukan oleh masyarakat Maluku. Maluku merupakan sekelompok pulau yang
menjadi bagian dari Nusantara. Maluku berbatasan dengan Timor di sebelah
selatan, pulau Sulawesi di sebelah barat, Irian Jaya di sebelah timur dan Palau
di timur laut. Ibu kota Maluku adalah Ambon yang bergelar atau memiliki julukan
sebagai Ambon Manise. Jumlah penduduk provinsi ini tahun 2010 dalam hasil
sensus berjumlah 1.533.506 jiwa. Maluku memiliki 2 agama utama yaitu agama
Islam yang dianut 50,61 % penduduk Maluku dan agama Kristen (baik Protestan maupun
Katolik) yang dianut 48,4 % penduduk Maluku. Maluku memiliki beragam budaya dan
adat istiadat mulai dari alat musik, bahasa, tarian, hingga seni budaya.
Rumah Adat
Rumah Adat
Rumah Adat merupakan bangunan yang memiliki
ciri khas khusus, yang digunakan sebagai tempat hunian oleh suatu suku bangsa
tertentu. Rumah Adat merupakan salah satu representasi kebudayaan yang paling
tinggi dalam suatu komunitas ataupun masyarakat. Rumah adat Maluku sendiri
dinamakan Baileo.Rumah adat Baileo biasanya digunakan
sebagai tempat pertemuan, musyawarah dan upacara adat yang disebut Saniri
Negeri. Rumah Baileo ini merupakan jenis rumah panggung. Atap Rumah Baileo
berukuran besar dan tinggi yang terbuat dari daun rumbia, sedangkan dindingnya
terbuat dari tangkai rumbai. Namun, pada saat ini dapat dilihat bahwa rumah
Baileo menggunakan material bangunan sebagian besar berbahan dasar kayu, kokoh
dengan cukup banyak ornamen, ukiran yang menghiasi seluruh bagian dari rumah
tersebut.
Pakaian Adat
Pakaian Adat
Pakaian adat adalah simbol sandang pada suatu
daerah yang memiliki identitas dan diciri khas kan sebagai simbol kebudayaan
suatu daerah. Pakaian adat biasanya digunakan untuk memperingati hari besar
seperti kelahiran, penikahan, kematian ataupun hari-hari besar keagamaan.
Pakaian adat Maluku yang dikenal dengan nama
baju cele atau kain salele adalah pakaian adat dengan nilai estetis dan
filosofis tinggi. Meski sederhana dan secara penggunaan tidak serumit pakaian
adat dari provinsi lain di Indonesia, pakaian adat Maluku ini dianggap mewakili
karakteristik adat suku-suku di Kepulauan Maluku yang khas.
Ciri-ciri dari baju Cele ini terlihat dari
motif garis-garis yang geometris/berkotak-kotak kecil. Baju cele ini biasanya
dikombinasikan dengan kain sarung yang warnanya tidak terlalu jauh berbeda,
harus seimbang dan serasi dan di kombinasi dengan kain yang pelekat yang
disalele yaitu disarung dari luar dilapisi sampai batas lutut dan dipakai Lenso
(sapu tangan yang diletakan di pundak). Pakaian ini dipakai tanpa pengalas kaki
atau boleh juga pakai selop. Konde/sanggul yaitu konde bulan yang diperkuat
lagi dengan tusukan konde yang disebut haspel yang terbuat dari emas atau
perak. Selain itu ada juga, Baju Nona Rok. Dimana, baju tersebut terdiri dari kebaya
putih tangan panjang berlengan kancing dari jenis kain Brokar halus. Pengikat
pinggang terbuat dari perak yang disebut pending. Pada bagian bawah mungkin
sedikit modern yakni memakai Sepatu vantovel berwarna hitam dan berkaos kaki
putih. Selain itu pada pakaian perempuan mengenakan Rok yang dibuat/dijahit
lipit kecil sekali dari jenis kain motif kembang kecil-kecil warna merah atau
orange. Seperti halnya orang Jawa Pada, pada bagain atas perempuan menggunakan
konde yang dibuat dari rambut asli atau konde palsu yang siap dipakai yaitu
konde Bulan.
Sebagain besar pakaian adat hanya membuat
bagian luarnya saja. Di Maluku tidak hanya membuat pakain luar, namun ada juga
yang menjadi ciri khas pakaian Maluku yaitu memperhatikan pakaian dalam juga.
Berikut bagian-bagian pakaian dalam seperti Cole, yaitu baju dalam atau disebut
kutang yang dipakai/digunakan sebelum memakai kebaya. Ada Cole berlengan
panjang tapi ada juga Cole berlengan pendek dan pada bagian atasnya diberi
renda border. Cole sendiri terbuat dari kain putih, sedangkan bagian belakang
dari Cole tersebut disebut belakang cole dibordir bagian belakang. Sedangkain
pada bagian depan, Cole memakai kancing dan pada bagian ujung lengan diberi
renda bordir. Selain itu pada golongan menengah atau orang-orang terpelajar dan
keluarga goolongan pemerintahan seperti guru, pendeta. Pakaian ini disebut
pakaian Nona Rok. Pakaian ini dipakai pada acara-acara penting yaitu pesta
perkawianan acara kenegaraan dan lain-lain.
Bahasa
Bahasa
Bahasa yang digunakan di Provinsi Maluku
adalah Bahasa Ambon, yang merupakan salah satu dari rumpun bahasa Melayu timur
yang dikenal sebagai bahasa dagang atau trade language. Bahasa yang dipakai di
Maluku terkhusus di Ambon sedikit banyak telah dipengaruhi oleh bahasa-bahasa
asing, bahasa-bahasa bangsa penjelajah yang pernah mendatangi, menyambangi,
bahkan menduduki dan menjajah negeri/tanah Maluku pada masa lampau.
Bangsa-bangsa itu ialah bangsa Spanyol, Portugis, Arab, dan Belanda. Maluku
merupakan wilayah kepulauan terbesar di seluruh Indonesia, Provinsi Maluku dan
Maluku Utara menyusun sebuah big islands yang dinamai Kepulauan Maluku.
Banyaknya pulau yang saling terpisah satu dengan yang lainnya, juga
mengakibatkan semakin beragamnya bahasa yang dipergunakan di provinsi ini.
Maluku merupakan wilayah kepulauan terbesar di
seluruh Indonesia, Provinsi Maluku dan Maluku Utara menyusun sebuah big islands
yang dinamai Kepulauan Maluku. Banyaknya pulau yang saling terpisah satu dengan
yang lainnya, juga mengakibatkan semakin beragamnya bahasa yang dipergunakan di
provinsi ini.
Tiga bahasa yang hampir punah adalah Palamata
dan Moksela serta Hukumina. Ratusan bahasa di atas dipersatukan oleh sebuah
bahasa pengantar yang telah menjadi lingua franca sejak lama yaitu Bahasa
Ambon. Sebelum bangsa-bangsa asing (Arab, Cina, Spanyol, Portohis, Wolanda, dan
Inggris) menginjakkan kakinya di Maluku, bahasa-bahasa asli Maluku tersebut
sudah hidup setidaknya ribuan tahun dan menjadi bahasa-bahasa dari keluarga
atau rumpun paling barat keluarga bahasa-bahasa Pasifik/Melansia (bahasa
Papua-Melanesoid).
Agama
Agama
Penduduk Maluku menganut 3 agama utama yaitu
Islam sebanyak 50,61%, Kristen Protestan sebanyak 41,40%, dan Katolik sebanyak
6,76% penduduk. Penyebaran agama Islam dilakukan oleh Kesultanan Iha, Saulau,
Hitu, dan Hatuhaha serta pedagang Arab yang mengunjungi Maluku. Sementara
penyebaran agama Kristen dilakukan oleh misionaris-misionaris dari Portugis,
Spanyol, dan Belanda.
Tempat ibadah di Provinsi Maluku pada tahun 2013 tercatat yaitu
sebagai berikut:
· 1.Masjid sebanyak hampir 2 ribu buah
· 2.Gereja sebanyak 2.345 buah
· 3.Pura sebanyak 10 buah
· 4.Vihara sebanyak 5 buah.
Gereja Protestan Maluku atau biasa dikenal
sebagai GPM merupakan organisasi sinode dan pertubuhan gereja terbesar yang ada
di Maluku, yang memiliki jemaat gereja di hampir seluruh negeri Sarane di
seluruh Maluku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar