Rabu, 04 April 2018

Kebudayaan Maluku



KEBUDAYAAN MALUKU


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lainnya. Budaya itu sendiri terbentuk dari banyak unsur yang cukup rumit, seperti sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sama seperti budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggap bahasa merupakan warisan yang diturunkan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masyarakat.



Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Wujud kebudayaan daerah Indonesia sendiri tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda. 



Kebudayaan Indonesia apabila di bagi berdasarkan jenisnya, akan dilihat dari unsur  Rumah Adat, Tradisi Adat, Tarian, Lagu, Alat Musik, Pakaian Adat dan Makanan.



Salah satu kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan Maluku. Budaya Maluku adalah aspek kehidupan yang mencakup adat istiadat, kepercayaan, seni dan kebiasaan lainnya yang dijalani dan diberlakukan oleh masyarakat Maluku. Maluku merupakan sekelompok pulau yang menjadi bagian dari Nusantara. Maluku berbatasan dengan Timor di sebelah selatan, pulau Sulawesi di sebelah barat, Irian Jaya di sebelah timur dan Palau di timur laut. Ibu kota Maluku adalah Ambon yang bergelar atau memiliki julukan sebagai Ambon Manise. Jumlah penduduk provinsi ini tahun 2010 dalam hasil sensus berjumlah 1.533.506 jiwa. Maluku memiliki 2 agama utama yaitu agama Islam yang dianut 50,61 % penduduk Maluku dan agama Kristen (baik Protestan maupun Katolik) yang dianut 48,4 % penduduk Maluku. Maluku memiliki beragam budaya dan adat istiadat mulai dari alat musik, bahasa, tarian, hingga seni budaya.

Rumah Adat

Rumah Adat merupakan bangunan yang memiliki ciri khas khusus, yang digunakan sebagai tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu. Rumah Adat merupakan salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi dalam suatu komunitas ataupun masyarakat. Rumah adat Maluku sendiri dinamakan Baileo.Rumah adat Baileo biasanya digunakan  sebagai tempat pertemuan, musyawarah dan upacara adat yang disebut Saniri Negeri. Rumah Baileo ini merupakan jenis rumah panggung. Atap Rumah Baileo berukuran besar dan tinggi yang terbuat dari daun rumbia, sedangkan dindingnya terbuat dari tangkai rumbai. Namun, pada saat ini dapat dilihat bahwa rumah Baileo menggunakan material bangunan sebagian besar berbahan dasar kayu, kokoh dengan cukup banyak ornamen, ukiran yang menghiasi seluruh bagian dari rumah tersebut.

Pakaian Adat

Pakaian adat adalah simbol sandang pada suatu daerah yang memiliki identitas dan diciri khas kan sebagai simbol kebudayaan suatu daerah. Pakaian adat biasanya digunakan untuk memperingati hari besar seperti kelahiran, penikahan, kematian ataupun hari-hari besar keagamaan.

Pakaian adat Maluku yang dikenal dengan nama baju cele atau kain salele adalah pakaian adat dengan nilai estetis dan filosofis tinggi. Meski sederhana dan secara penggunaan tidak serumit pakaian adat dari provinsi lain di Indonesia, pakaian adat Maluku ini dianggap mewakili karakteristik adat suku-suku di Kepulauan Maluku yang khas.

Ciri-ciri dari baju Cele ini terlihat dari motif garis-garis yang geometris/berkotak-kotak kecil. Baju cele ini biasanya dikombinasikan dengan kain sarung yang warnanya tidak terlalu jauh berbeda, harus seimbang dan serasi dan di kombinasi dengan kain yang pelekat yang disalele yaitu disarung dari luar dilapisi sampai batas lutut dan dipakai Lenso (sapu tangan yang diletakan di pundak). Pakaian ini dipakai tanpa pengalas kaki atau boleh juga pakai selop. Konde/sanggul yaitu konde bulan yang diperkuat lagi dengan tusukan konde yang disebut haspel yang terbuat dari emas atau perak. Selain itu ada juga, Baju Nona Rok. Dimana, baju tersebut terdiri dari kebaya putih tangan panjang berlengan kancing dari jenis kain Brokar halus. Pengikat pinggang terbuat dari perak yang disebut pending. Pada bagian bawah mungkin sedikit modern yakni memakai Sepatu vantovel berwarna hitam dan berkaos kaki putih. Selain itu pada pakaian perempuan mengenakan Rok yang dibuat/dijahit lipit kecil sekali dari jenis kain motif kembang kecil-kecil warna merah atau orange. Seperti halnya orang Jawa Pada, pada bagain atas perempuan menggunakan konde yang dibuat dari rambut asli atau konde palsu yang siap dipakai yaitu konde Bulan. 

Sebagain besar pakaian adat hanya membuat bagian luarnya saja. Di Maluku tidak hanya membuat pakain luar, namun ada juga yang menjadi ciri khas pakaian Maluku yaitu memperhatikan pakaian dalam juga. Berikut bagian-bagian pakaian dalam seperti Cole, yaitu baju dalam atau disebut kutang yang dipakai/digunakan sebelum memakai kebaya. Ada Cole berlengan panjang tapi ada juga Cole berlengan pendek dan pada bagian atasnya diberi renda border. Cole sendiri terbuat dari kain putih, sedangkan bagian belakang dari Cole tersebut disebut belakang cole dibordir bagian belakang. Sedangkain pada bagian depan, Cole memakai kancing dan pada bagian ujung lengan diberi renda bordir. Selain itu pada golongan menengah atau orang-orang terpelajar dan keluarga goolongan pemerintahan seperti guru, pendeta. Pakaian ini disebut pakaian Nona Rok. Pakaian ini dipakai pada acara-acara penting yaitu pesta perkawianan acara kenegaraan dan lain-lain.


Bahasa

Bahasa yang digunakan di Provinsi Maluku adalah Bahasa Ambon, yang merupakan salah satu dari rumpun bahasa Melayu timur yang dikenal sebagai bahasa dagang atau trade language. Bahasa yang dipakai di Maluku terkhusus di Ambon sedikit banyak telah dipengaruhi oleh bahasa-bahasa asing, bahasa-bahasa bangsa penjelajah yang pernah mendatangi, menyambangi, bahkan menduduki dan menjajah negeri/tanah Maluku pada masa lampau. Bangsa-bangsa itu ialah bangsa Spanyol, Portugis, Arab, dan Belanda. Maluku merupakan wilayah kepulauan terbesar di seluruh Indonesia, Provinsi Maluku dan Maluku Utara menyusun sebuah big islands yang dinamai Kepulauan Maluku. Banyaknya pulau yang saling terpisah satu dengan yang lainnya, juga mengakibatkan semakin beragamnya bahasa yang dipergunakan di provinsi ini.

Maluku merupakan wilayah kepulauan terbesar di seluruh Indonesia, Provinsi Maluku dan Maluku Utara menyusun sebuah big islands yang dinamai Kepulauan Maluku. Banyaknya pulau yang saling terpisah satu dengan yang lainnya, juga mengakibatkan semakin beragamnya bahasa yang dipergunakan di provinsi ini. 

Tiga bahasa yang hampir punah adalah Palamata dan Moksela serta Hukumina. Ratusan bahasa di atas dipersatukan oleh sebuah bahasa pengantar yang telah menjadi lingua franca sejak lama yaitu Bahasa Ambon. Sebelum bangsa-bangsa asing (Arab, Cina, Spanyol, Portohis, Wolanda, dan Inggris) menginjakkan kakinya di Maluku, bahasa-bahasa asli Maluku tersebut sudah hidup setidaknya ribuan tahun dan menjadi bahasa-bahasa dari keluarga atau rumpun paling barat keluarga bahasa-bahasa Pasifik/Melansia (bahasa Papua-Melanesoid).

Agama

Penduduk Maluku menganut 3 agama utama yaitu Islam sebanyak 50,61%, Kristen Protestan sebanyak 41,40%, dan Katolik sebanyak 6,76% penduduk. Penyebaran agama Islam dilakukan oleh Kesultanan Iha, Saulau, Hitu, dan Hatuhaha serta pedagang Arab yang mengunjungi Maluku. Sementara penyebaran agama Kristen dilakukan oleh misionaris-misionaris dari Portugis, Spanyol, dan Belanda.

Tempat ibadah di Provinsi Maluku pada tahun 2013 tercatat yaitu sebagai berikut:

·         1.Masjid sebanyak hampir 2 ribu buah
·         2.Gereja sebanyak 2.345 buah
·         3.Pura sebanyak 10 buah
·         4.Vihara sebanyak 5 buah.

Gereja Protestan Maluku atau biasa dikenal sebagai GPM merupakan organisasi sinode dan pertubuhan gereja terbesar yang ada di Maluku, yang memiliki jemaat gereja di hampir seluruh negeri Sarane di seluruh Maluku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kebudayaan Aceh

KEBUDAYAAN ACEH BAHASA ACEH Diantara bahasa-bahasa daerah yang terdapat di provinsi NAD, bahasa Aceh merupakan bahasa daerah ter...